Psikoterapi: Apakah Hanya untuk Orang Gila?

Psikoterapi: Apakah Hanya untuk Orang Gila?
Psikoterapi atau biasa disebut terapi adalah rangkaian pengobatan yang bertujuan untuk meringankan tekanan emosional dan masalah-masalah kesehatan mental yang dilakukan oleh tenaga profesional terlatih yang salah satunya adalah psikolog. Psikoterapi melibatkan pembicaraan mengenai kesulitan-kesulitan yang dihadapi, memeriksa, dan juga mendapatkan wawasan atau pengetahuan yang mendalam mengenai masalah-masalah itu yang dihadapi oleh individu, pasangan, atau keluarga.
Ada berbagai jenis terapi yang biasa digunakan oleh terapis, seperti cognitive behavioural therapy (CBT), terapi kognitif, terapi psikoanalisis, family therapy, terapi gestalt, dan masih banyak lagi. Seluruh jenis terapi tidak digunakan sekaligus secara bersamaan, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh klien dan juga tujuan terapi yang hendak dicapai. Terapi dapat dilaksanakan dengan menggunakan satu jenis terapi saja atau bisa juga dilaksanakan dengan mengkombinasikan beberapa jenis terapi.Misal, terapi perilaku kognitif (CBT) melibatkan identifikasi dan menantang pikiran-pikiran yang menyimpang dan irasional yang menyebabkan tekanan emosional. Contoh lainnya adalah terapi psikoanalisis yang bertujuan untuk mengidentifikasi proses-proses yang ada di alam bawah sadar yang dapat mempengaruhi perilaku individu.
Pertanyaan selanjutnya adalah kapan kita membutuhkan psikolog untuk melakukan psikoterapi? Masyarakat dewasa ini masih memandang bahwa menemui psikolog akan membuat kita dianggap sebagai orang gila. Namun perlu diwaspadai ketika kita mengalami kondisi-kondisi dibawah ini, sebaiknya kita menemui psikolog untuk memastikan apakah kita memerlukan terapi atau tidak.
- Kewalahan. Merasa terlalu banyak hal atau masalah yang harus diatasi dan merasa seperti tidak bisa beristirahat atau bahkan bernafas.
- Kelelahan. Kelelahan adalah gejala fisik yang sering menyertai masalah kesehatan mental. Kelelahan juga bisa menjadi indikasi dari depresi.
- Kemarahan atau dendam yang tidak wajar. Setiap orang pernah merasa marah, namun apabila dari kemarahan tersebut memunculkan potensi untuk melakukan tindakan kekerasan atau hal-hal berbahaya, maka sebaiknya dilakukan terapi.
- Agorafobia. Orang-orang dengan agorafobia biasanya menghindari tempat atau situasi yang menimbulkan rasa panik dan membuatnya malu, terjebak, atau tidak berdaya. Beberapa dari mereka mungkin tidak dapat meninggalkan rumah.
- Kecemasan atau pikiran yang mengganggu. Wajar bagi orang untuk mengkhawatirkan mengenai hal-hal tertentu, tetapi ketika kekhawatiran tersebut mengganggu keseharian atau memunculkan gejala-gejala fisik, maka terapi dapat membantu.
- Apati. Apati adalah suatu kondisi kehilangan minat. Kehilangan minat terhadap aktivitas yang biasa dilakukan atau lingkungan sekitar atau kehidupan secara umum dapat mengindikasikan masalah kesehatan mental seperti depresi atau kecemasan.
- Keputusasaan. Kehilangan harapan atau motivasi, atau muncul perasaan tidak adanya masa depan dapat mengindikasikan depresi atau kondisi kesehatan mental lainnya. Perasaan putus asa berkelanjutan, terutama setelah beberapa kondisi-kondisi yang menyulitkan dapat mengarahkan individu pada pikiran untuk bunuh diri.
- Menarik diri dari sosial. Banyak orang membutuhkan waktu untuk sendirian, bahkan seorang introvert membutuhkan waktu lebih untuk sendiri. Tetapi, jika berada di tengah-tengah orang lain memunculkan tekanan atau memiliki ketakutan ketika bersama dengan orang lain, maka terapi dapat membantu.
Beberapa manfaat dari terapi antara lain adalah:
- Mempelajari lebih lagi mengenai diri sendiri. Terapis yang mendengarkan cerita kita dapat membantu membuat hubungan-hubungan dari setiap cerita dan memberikan rekomendasi tanpa memberitahukan apa yang harus dilakukan jika kita merasa tidak tahu apa yang harus dilakukan
- Terapi dapat membantu mencapai tujuan. Jika kita tidak yakin dengan apa yang menjadi tujuan kita, terapi dapat membantu kita untuk mengklarifikasi tujuan kita dan menetapkan langkah-langkah realistis untuk mencapainya.
- Terapi dapat membantu memiliki hubungan yang lebih memuaskan. Apakah kita sedang berada dalam sebuah hubungan atau tidak, terapi dapat membantu kita mengatasi kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain, seperti rasa tidak aman dalam hubungan atau sulit mempercayai pasangan.
- Cenderung memiliki kesehatan yang lebih baik. Penelitian menunjukkan adanya hubungan antara pikiran dan kesehatan fisik. Masalah kesehatan mental yang tidak diobati dapat mempengaruhi kesehatan fisik. Sebaliknya, orang dengan kesehatan emosional yang baik akan lebih mampu menangani masalah kesehatan fisik.
- Terapi dapat mengarahkan pada peningkatan di berbagai aspek kehidupan. Jika kita merasa seperti ada sesuatu yang menahan kita dalam menjalani hidup seperti yang kita bayangkan atau tidak yakin dengan apa yang membuat kita tidak melakukan perubahan, terapi dapat membantu kita menemukan jawaban dan mengatasinya.
Referensi: