Memahami Tes Psikologis (Psikotes)

Memahami Tes Psikologis (Psikotes)
Psikologi pada intinya adalah ilmu yang mempelajari perilaku dan proses mental manusia, yang mana setiap perilaku memiliki proses mental yang mendasarinya, yang tidak kelihatan atau tampak dari luar. Sigmund Freud mengungkapkan bahwa bawah sadar adalah realitas psikis yang sejati; dalam sifatnya yang terdalam dalam diri, yang mana sama sekali tidak dikenal oleh realitas dunia luar diri (Weiten, 2010). Untuk itulah psikologi mengembangkan pengukuran atau penilaian untuk mengungkap proses mental atau bawah sadar tersebut, melalui berbagai metode, salah satunya adalah psikotes itu sendiri. Tes Psikologis atau psikotes saat ini sudah banyak digunakan di setiap bidang dengan berbagai kepentingan atau tujuan, baik secara individual maupun kelompok. Kemudian seberapa penting psikotes itu, mengapa semua bidang perlu untuk melakukan atau menggunakan tahapan psikotes, khususnya dalam kaitannya dengan seleksi atau memasuki jenjang baru.
Awal Mula Singkat Psikotes
Psikotes dalam bentuk modern ternyata sudah ada sejak sekitar 100 tahun yang lalu melalui studi dalam laboratorium tentang diskriminasi sensorik, keterampilan motorik, dan waktu reaksi (J Gregory, 2015). Pada awalnya Francis Galton menciptakan istilah psikometri dan eugenika, dan mengembangkan metode untuk mengukur kecerdasan berdasarkan tes sensorik-motorik nonverbal. Psikolog Perancis Alfred Binet, bersama-sama dengan psikolog Victor Henri dan Théodore Simon, setelah sekitar 15 tahun pengembangan, kemudian mempublikasikan tes Binet-Simon pada tahun 1905, yang berfokus pada kemampuan verbal. Hal itu dimaksudkan untuk mengidentifikasi keterbelakangan mental pada anak-anak sekolah (Kaufman, 2009).
Komponen Bidang Tes
Lantas, apakah psikotes hanya berfokus pada pemahaman tentang mengukur kecerdasan dan mendeteksi masalah kepribadian? Faktanya tidak sebatas itu, ini adalah pandangan umum tentang bagaimana tes digunakan dalam masyarakat kita. Tentu saja, ada lebih dari sebutir kebenaran dalam pandangan umum ini. Faktanya, pengembang psikotes modern telah menghasilkan banyak jenis psikotes untuk tujuan yang beragam dan unik, yang bahkan belum pernah dipikirakan oleh para pelopor psikotes terdahulu (J Gregory, 2015). Sampai sekarang tes psikologi atau psikotes masih terus berkembang, terlebih di era dimana berkembangnya teknologi Digital Internet sekarang ini, psikotes sudah bisa dilakukan secara daring atau online. Berikut adalah berbagai tipe utama atau komponen utama yang dapat dinilai dengan menggunakan prosedur psikotes menurut J Gregory (2015)
- Bidang kecerdasan untuk mengukur kemampuan individu dalam bidang yang relatif umum seperti pemahaman verbal, pengorganisasian persepsi, serta penalaran. Tes ini membantu menentukan potensi pekerjaan skolastik atau pekerjaan tertentu.
- Bidang bakat untuk mengukur kemampuan untuk menyelesaikan tugas atau jenis keterampilan yang relatif spesifik, merupakan bentuk sempit dari tes kemampuan.
- Bidang prestasi untuk mengukur tingkat pembelajaran, keberhasilan, atau pencapaian seseorang dalam suatu subjek atau tugas.
- Bidang Kreativitas untuk menilai tingkat pemikiran orisinal dan kapasitas untuk menemukan solusi yang tidak biasa atau tidak terduga, terutama untuk masalah yang mempunyai alur tidak jelas.
- Bidang kepribadian untuk mengukur sifat-sifat, kualitas, atau perilaku yang menentukan kepribadian seseorang; tes semacam itu meliputi daftar pernyataan atau inventory dan teknik proyektif.
- Bidang inventaris minat untuk mengukur preferensi individu untuk kegiatan atau topik tertentu dan dengan demikian membantu menentukan pilihan pekerjaan.
- Bidang prosedur perilaku mampu untuk menjelaskan secara objektif dalam menghitung frekuensi suatu perilaku, mengidentifikasi anteseden dan konsekuensi dari perilaku tersebut.
- Bidang neuropsikologis dapat mengukur untuk kinerja kognitif, sensorik, persepsi, dan motorik untuk menentukan tingkat, lokus, dan konsekuensi perilaku dari kerusakan otak.
Simpulan
Psikotes sangat penting untuk diaplikasikan di berbagai bidang, seperti tes medis maupun tes akademis pada umumnya, semua tes pada akhirnya mampu digunakan untuk mengungkap bagaimana posisi atau kondisi seseorang saat ini. Contoh kongkretnya pada seleksi calon karyawan atau pekerja di suatu instansi, psikotes digunakan untuk mengungkap bagaimana kondisi komponen psikologis yang sudah dijelaskan pada paragraf sebelumnya, termasuk proses mental seseorang, yang berkaitan dengan bidang pekerjaan atau posisi yang dilamar. Bagaimana jika seseorang ditempatkan pada posisi yang tidak sesuai dengan kondisi psikologisnya saat ini? Mungkin Anda sendiri sudah bisa membayangkan bagaimana dampaknya jika hal itu terjadi. Tentunya akan timbul kinerja yang tidak optimal dari individu tersebut, kemudian hal ini akan berdampak ke berbagai aspek yang lainnya. Oleh karena itulah, diperlukan rangkaian tes atau penilaian yang tepat dalam seleksi, termasuk salah satunya adalah psikotes itu sendiri. Tentunya dalam penilaian terdapat norma atau standar tertentu yang digunakan sebagai patokan atau acuan, karena sejatinya penilaian adalah membandingkan yang dinilai dengan standar atau norma yang sudah dibuat, serta sudah disesuaikan dengan kebutuhan.
Referensi
J Gregory, R. (2015). Psychological Testing: History, Principles, and Application. Encyclopedia of Mental Health (7th Editio). Edinburgh Gate: Pearson Education Limited. https://doi.org/10.1016/B978-0-12-397045-9.00219-6
Kaufman, A. S. (2009). IQ Testing 101. (P. Laughlin, Ed.), Springer Publishing Company. New York: Springer Publishing Company. https://doi.org/10.1891/9780826129536
Weiten, W. (2010). Psychology: Themes and Variations, Eighth Edition. Belmont, CA: Wadsworth, Cengage Learning.